Custom Search

Selasa, 10 Februari 2009

Ukuran lingkar pinggang lebih besar (merefleksikan lemak abdomen) sangat berbahaya,lingkar pinggul lebih besar dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit kardiovaskuler.

Rasio lingkar pinggang dan pinggul adalah cara penilaian obesitas terbaik untuk mengukur risiko serangan jantung. Itu kesimpulan penelitian global ilmuwan dari Universitas McMaster, Kanada, yang dipublikasikan dalam jurnal The Lancet terbaru.

Jika obesitas ditentukan dengan menggunakan rasio lingkar pinggang dan pinggul, selain memakai indeks masa tubuh , maka orang berisiko mengalami serangan jantung meningkat tiga kali lipat.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa obesitas meningkatkan risiko penyakit jantung. Penelitian ini dilakukan pada populasi Eropa dan Amerika Utara, shingga bukti penelitian pada populasi lain jarang ditemukan.

Maka, pada penelitian terakhir, Dr. Salim Yusuf, Direktur Population Health Research Institute pada Universitas McMaster dan Hamilton Health Sciences, dan rekan memfokuskan kerja mereka untuk menilai apakah penanda lain utnuk obesitas, terutama rasio lingkar [inggang dan pinggul, akan menjadi prediktor paling baik untuk insiden serangan jantung daripada penilaian konvensional dengan BMI pada populasi etnis tertentu.

Pada penelitian ini, peneliti meninjau metode penilaian obesitas dengan BMI, rasio lingkar pinggang dan pinggul, menilai lingkar pinggang dan lingkar pinggul pada sekitar 27.000 orang dari 52 negara. Separuh dari partisipan sebelumnya mengalami serangan jantung, dan separuh lagi adalah kelompok dengan kesesuaian jenis kelamin dan umur (individu yang tidak mengalami serangan jantung dan memiliki jenis kelamin dan umur yang sama). Tim menemukan, BMI hanya sedikit lebih tinggi pada pasien serangan jantung daripada kelompok kontrol, dengan tidak ada perbedaan pada populasi Timur Tengah dan Asia Selatan. Sedangkan pasien serangan jantung memiliki rasio lingkar pinggang dan pinggul jauh lebih tinggi dari pada kelompok kontrol, dengan menghiraukan faktor risiko kardiovaskular lainnya. Para ilmuwan menemukan, observasi ini konsisten pada pria dan wanita, untuk segala umur, dan diseluruh bagian dunia.

Mereka mengatakan, dibandingkan dengan BMI, rasio lingkar pinggang dan perut adalah tiga kali lipat lebih besar (yang merefleksikan jumlah lemak abdomen) adalah sangat berbahaya, sementara lingkar pinggul lebih besar (yang dapat mengindikasikan jumlah otot tubuh bagian bawah) dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit kardiovaskular.

Rasio lingkar pinggang dan pinggul dikalkulasikan dengan membagi ukuran lingkar pinggang dengan lingkar perut. Nilai potong untuk faktor risiko kardiovaskular adalah kurang dari 0.85 untuk wanita dan 0.90 untuk pria. Jumlah lebih tinggi menandakan risiko lebih tinggi. Dr Yusuf menyimpulkan bahwa temuan mereka mengungkapkan penilaian ulang obesitas untuk penyakit kardiovaskular di seluruh dunia sangat dibutuhkan.

Dr. Yusuf, guru besar pada Michael G. DeGroote School of Medicine, Universitas McMaster, dan kardiolog pada Hamilton Health Sciences, bersama Dr. John Kelton, Dekan Michael G. DeGroote School of Medicine dan Wakil Kepala Faculty of Health Sciences, mengatakan, hasil penelitian ini mengubah bagaimana kita mengevaluasi risiko penyakit jantung, sehingga dengan mudah mengidentifikasikan risiko, akan memberikan dampak positif pada kesadaran penyakit jantung dan pengobatannya. “Kami telah lama menyadari hubungan obesitas dan penyakit kardiovaskular,” kata Dr. Alan Bernstein, Presiden Canadian Institute of Health Research. “Terima kasih atas penelitian yang dilakukan Dr. Yusuf, sehingga kami mendapatkan pemahaman lebih baik mengenai risiko yang berhubungan dengan obesitas, yang dapat menuntun pada intervensi kesehatan yang efektif.

0 Comments:

Post a Comment